• your image alt

    Slider Title 1

    Place Your Description here.... At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas...

  • your image alt

    Slider Title 2

    Place Your Description here.... At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas...

  • your image alt

    Slider Title 3

    Place Your Description here.... At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas...

Berseru kepada Tuhan (belajar dari seorang Bartimeus)


Dalam hidup kita sehari-hari, dari bangun sampai tidur lagi kita begitu disibukkan dengan hiruk pikuk berbagai macam hal. Bangun pagi, kita sudah langsung disibukkan dengan persiapan berangkat sekolah maupun berangkat kerja. Buat yg masih sekolah maupun mahasiswa usai di kelas pasti langsung sibuk kursus,belajar,maen, pacaran :P dan berbagai aktivitas lain. Trus yg udah kerja, berbagai kegiatan lain sudah menanti. Banyak hal menyibukkan diri kita. Belum lagi berbagai iklan, bujukan dan suara-suara asing yang bergemuruh gaduh memenuhi telinga dan pikiran kita. berbagai kecanggihan teknologi yg ditawarkan dan bkn hal yg langka atau mahal lagi (Facebook,Twitter,dll). Kita tidak lagi merasa nyaman dengan diam, suasana kesunyian dan keheningan.

Amati saja : kita sulit lepas dari HP dan alat-alat bantu lainnya. Bahkan termasuk juga saat rapat maupun saat berada di dalam Gereja. Seakan-akan semua panggilan dan SMS sama-sama penting dan mendesak. Kalo kita mau jujur, itu semua membuat telinga kita menjadi tidak jernih dalam mendengarkan sapaan sabda Tuhan; membuat mata kita tidak jelas melihat kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita. Segala hiruk-pikuk itu seakan membutakan dan menulikan diri kita.

Di sinilah kita perlu belajar dari Bartimeus, si buta yang disembuhkan Tuhan Yesus... Ketika Yesus berjalan melewatinya, Bartimeus, si buta itu, sedang duduk di tepi jalan. Banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus. Suasana begitu gempar dan gaduh. Ada banyak suara dan pendapat. Namun Bartimeus berusaha menjernihkan diri dan mendengarkan siapa Dia yang sedang lewat di depannya. Bartimeus pun tidak ragu-ragu lagi. Jika ia tetap disibukkan dengan hiruk pikuk di sekitarnya, sibuk dengan dirinya sendiri, tidak peduli pada Dia yang sedang lewat di depannya, selamanya ia akan tetap buta.

Maka ia pun berseru : “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”
Meskipun kegaduhan di sekitarnya menghalanginya, tanpa keraguan dan penuh kepercayaan
Bartimeus terus berseru : “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”

Tuhan menyediakan bagi kita begitu banyak kesempatan untuk menanggapi kehadiranNya di tengah-tengah kita.

Saat umur kita masih muda sekarang ini,kita menghadapi tantangan iman dan bertanya-tanya bagaimana seharusnya beriman. Itulah kesempatan untuk makin berkembang dalam iman.

Saat sahabat dan teman atau bahkan tetangga kita mencari teman untuk curhat. Itulah saat bagi kita utuk membawa kasih Kristus padanya.

Saat bapak dan ibu kita mulai berkecil hati. Inilah kesempatan bagi mereka untuk tetap saling mendukung dan setia.

Tuhan memberikan kepada kita begitu banyak kesempatan. Kita hanya perlu mengambil salah satu kesempatan. Justru karena permasalahan-permasalahan dan hiruk-pikuk hidup ini, diperlukanlah kejernihan mata batin sehingga dengan penuh kepercayaan kita bisa mengatakan : “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”




Yesus pun berkata “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”
Yesus melihat, mengamati dan mengasihi masing-masing dari kita...

Dalam Injil Matius dikatakan : “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit” (Mat 10:29-31).

Bartimeus menyadari bahwa hanya Yesuslah yang bisa menyembuhkannya. Ia percaya dan beriman kepada Tuhan. Maka ia pun berani meminta : “Rabuni, aku ingin dapat melihat.” Imannya menjadi dasar belas kasih Yesus.

Allah Bapa mengutus Yesus PutraNya untuk senantiasa memelihara kita di dunia yang penuh ancaman ini. Kita berharga karena Yesus mengenal kita dan mencintai kita dan memberikan apa yang sungguh kita butuhkan. Ia imam agung kita yang abadi, selamanya, menurut tata imamat Melkisedek. Kita tidak perlu lagi takut, selamanya.

Kita pun bergabung bersama Bartimeus yang segera setelah bisa melihat lagi mengikuti Yesus dalam perjalananNya dan berseru memuji : “Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah … Kabarkanlah, pujilah, dan katakanlah : Tuhan telah menyelamatkan umatNya.”

yupz... jangan sampai kita menduakan Tuhan dgn hal2 duniawi yg hanya menjauhkan kita dari KasihNya yg tulus :)
Tuhan Yesus memberkati...

okelah kalo begitu...lanjut>>
Jumat, 22 Januari 2010 0 komentar